Orek-orekan Dwi Pramono

Home » kini » “Menjual” Jawa Tengah ke negeri jiran

“Menjual” Jawa Tengah ke negeri jiran

Blog Stats

  • 72,383 hits

Archives


Ada program besar pemda Prov. Jateng yang -kabarnya– sudah dirancang tahapannya sejak tahun 2010, dengan nama “Visit Jawa Tengah Year (VJY) 2013”. Mestinya cukup matang persiapannya, karena 2010 adalah tahap formulasi, 2011 tahap konsolidasi dan sosialisasi, 2012 tahap promosi, sedangkan tahun 2013 ini sudah aktualisasi kegiatan.

Apakah karena saya bukan orang pemerintahan, juga bukan penggiat wisata, maka saya tidak merasakan greget kegiatan VJY 2013 ini? Padahal 2013 sudah memasuki bulan Februari,  tidak terlihat ada perubahan yang mencolok pada aktivitas maupun penampilan destinasi wisata populer yang sempat saya kunjungi. Pernah baca sekilas ada halaman khusus VJY 2013 di Suara Merdeka, sesekali juga terlihat spanduk dan baliho VJY 2013, namun kesan saya promosi di media cetak maupun outdoor sepertinya hanya sekedar memenuhi jadwal tayang saja.

Kebetulan dalam suatu kesempatan jualan di Disbudpar Jateng saya melihat tumpukan brosur VJY 2013 (masih beertumpuk-tumpuk). Saya minta ijin kepada pejabatnya untuk membawa beberapa eksemplar, siapa tahu bisa “jualan brosur” karena kebetulan akan ke negeri jiran yang terkenal berlimpah brosur wisatanya dimana-mana dan dicetak dengan lux pula.

Maka, seperti agen wisata beneran, saat jumpa dengan wisatawan yang potensial saya bagikan brosur, calendar event, atau pin Visit Jateng Year 2013. Saat makan siang di daerah Bugis Village, ada pensiunan dokter dari New York yang ramah sekali. Beliau berada di Singapore setelah dari China, dan kebetulan menjadwalkan akan ke Indonesia. Tentu saja beliau sangat senang memeroleh panduan wisata yang saya bawakan.

Kalau di MRT ternyata sulit juga untuk ngajak ngobrol penumpangnya, karena biasanya dalam jarak dekat sudah turun, atau biasanya mereka asyik dengan gadget dan earphone masing-masing. Yang agak santai saat naik bis kota (SBS) karena para penumpangnya bisa diajak berbincang, dititipin brosur/pin, sambil sight seeing.

Beberapa brosur saya titipkan di hotel tempat menginap, juga kepada Didik Achmadi, rekan blogger yang kebetulan tinggal dan bekerja di Singapore. Tapi saya tidak menyisipkannya di rak-rak brosur wisata yang banyak tersebar, siapa tahu ada pajaknya atau harus minta ijin pengelolanya.

Apakah ada manfaatnya menyebar sedikit brosur di negeri orang? Mungkin tidak! Kecuali hanya sekedar mengurangi tumpukan barang cetakan di dinas yang menerbitkannya. Kenapa brosur sebanyak itu tidak disebarkan saja di semua hotel, fasilitas publik, dan destinasi wisata? Dikhawatirkan tidak tepat sasaran, karena banyak yang mengambil brosur tetapi kemudian ditinggal atau dibuang setelah dilihat …siapa tahu malah tidak sempat dibaca.  Mungkin juga sih… nyatanya di negeri tetangga banyak saya lihat turis dari negeri kita sangat kemaruk mengumpulkan brosur wisata. Dibaca atau tidak? Wallahu a’lam..

Memang nampaknya masyarakat tidak merasa terlibat atau dilibatkan dalam VJY 2013 ini. Sementara dari pelaku dan penggiat wisata sendiri banyak yang tidak mengintegrasikan eventnya sebagai bagian dari VJY 2013 (sumber: google). Nggih sampun. Kalau Visit Jateng Year 2013 tidak grengseng, tidak greget, tidak gemregah… mari kita geregetan sendiri-sendiri.

*bagian dari rangkaian tulisan “Fly to Singapore with AirAsia”

5 Comments

  1. Sekar says:

    Wah hebat Yudi…. Mempromosikan Jateng langsung door to door sampai ke negeri orang. Btw kalau nawarin jangan sampai penonton kecewa loh…soalnya jangan sampai tidak seindah warna aslinya…..Yudi….sukses selalu

  2. […] kami diterima seorang staf perempuan dan hanya berfoto-foto di ruang tamu. Tidak lupa, nitip souvenir Visit Jateng Year 2013 ke staf Google. Situasi kantor Google persis seperti foto di G+ hanya saja kami tidak bisa melihat […]

  3. […] kami diterima seorang staf perempuan dan hanya berfoto-foto di ruang tamu. Tidak lupa, nitip souvenir Visit Jateng Year 2013 ke staf Google. Situasi kantor Google persis seperti foto di G+ hanya saja kami tidak bisa melihat […]

  4. elafiq says:

    Selamat Pak DP, semoga tahun ini terpilih jadi duta wisata jawa tengah 😀

  5. […] kami diterima seorang staf perempuan dan hanya berfoto-foto di ruang tamu. Tidak lupa, nitip souvenir Visit Jateng Year 2013 ke staf Google. Situasi kantor Google persis seperti foto di G+ hanya saja kami tidak bisa melihat […]

Leave a comment