Orek-orekan Dwi Pramono

Home » kini » Out of the box

Out of the box

Blog Stats

  • 72,381 hits

Archives


“Out of the box” is an expression that describes nonconformal, creative thinking. The term is used as an adverb to describe the thinking or as an adjective to describe the ideas. The term is said to derive from a famous puzzle created by early 20th century British mathematician Henry Ernest Dudeney.

.

kuis1Kuis ini sebenarnya jadul banget. Kutipan di atas menyebutkan awal abad 20. Saya mengutip dari Seratus Kiatnya Bondan Winarno terbitan 1986, yang sebelumnya merupakan artikel kolom Majalah Tempo almarhum.

Meski kuis ini kelihatan simple, tapi setiap kali dijadikan bahan diskusi, selalu ada saja yang “terkecoh”. Tugasnya juga terlihat sederhana. Buatlah empat garis lurus yang saling berhubungan dan melintasi kesembilan titik yang ada, tanpa membuat pensil meninggalkan kertas. Gampang atau sulitkah? Sebaiknya, anda coba dulu dan jangan buru-buru scroll down untuk melihat kunci jawabannya.

Ternyata banyak lho yang tidak berhasil menyelesaikan kuis “sederhana” ini (termasuk saya). Kebanyakan karena terkendala dengan garis yang membatasi titik-titik tadi. Padahal garis pembatas tersebut sama sekali tidak dibahas. Hanya yang berani melewati garis pembatas itulah yang berhasil memecahkan masalah ini. In order to be successful, the puzzle solver has to realize that the boundries of the dot array are psychological. The only way to solve the puzzle is to extend the lines beyond the artificial boundry created by the nine dots.

“Dalam kehidupan hal ini juga sering terjadi,” kata pak Bondan. “Orang sering melihat suatu garis semu dan tidak mempunyai keberanian untuk melintasinya. Ia menjadi terkungkung dan (akibatnya) kehilangan kesempatan.”

kuis2

.


Terobosan Kecil

Suatu ketika, saat menjadi ketua panitia suatu pameran komputer di Semarang (akhir Agustus 2008), saya mencari masukan dari banyak teman agar pameran tidak menjadi hanya seperti “toko pindah”. Sekedar info saja, pameran komputer di Semarang hampir selalu diadakan di Mall. Maklumlah di Semarang ini tidak ada suatu expo center yang cukup layak seperti JEC di Yogya, apalagi semacam JHCC di Jakarta. Hampir semua yang saya minta masukannya, melihat “terbatasnya” lokasi sebagai kendala untuk memberi nilai tambah pada pameran. Mau seminar, demo produk, atau bikin aneka lomba? Mana mungkiiin?

Untungnya tim panitia tidak cepat patah hati. Kalau memang lahannya terbatas mengapa tidak membuat kegiatan yang “tidak perlu lahan” saja? Dan… jadilah! Kami membuat lomba penulisan artikel tentang pameran di blog, dan lomba foto bertema suasana pameran. Sangat simpel dan sama sekali tidak “menghebohkan”.. tapi menjadi terobosan “out of the box” dari panitia pameran.

Lomba menulis di blog? Bahkan tanpa berkunjung ke pameran pun para blogger bisa “ngarang”.. termasuk melengkapi artikelnya dengan foto-foto yang relevan dari berbagai sumber di internet. Tentu  saja lebih bagus kalau mereka memang datang ke pameran (sekaligus belanja), motret-motret, tanya sana-sini ala paparazi.. Meski peminat lomba ini tidak “heboh” tapi artikel mereka cukup bagus (mau baca? Mudah2an belum dihapus oleh para penulisnya. Ini yang juara 1, juara 2, dan juara 3).

Lomba motret? Ini juga menarik! Dalam suasana pameran yang riuh rendah, space terbatas, sulit mencari angle yang bagus, sulit bagi fotografer memperoleh hasil maksimal. Sudah dapat momen… eh. orang lewat di depan kameranya. Jengkel nggak, tuh? Saya yang hanya lihat aktivitas para fotografer itu, ikut merasakan “ujian kesabaran” mereka. Tapi, sebagian mereka ada juga yang “out of the box”. Susah ambil foto di atrium? Naik ke lantai 2 dong.. Ada juga yang mengambil foto di luar area pameran. Dan justru yang berani “keluar tapal batas” ini mendapat penilaian tertinggi dari juri. Ini contohnya! (resolusi gambar sangat direndahkan untuk web).

Juara pertama, karya Nurhartanto, diberi judul “Kapan yah, aku punya?”
Kayaknya pake lensa zoom, yah? Sorry bukan analis foto..

.

ini foto juara kedua… karya Joko Saptono diberi judul, “brand war”
kalau ini pasti diambilnya dari lantai atas (di luar “tapal batas” area pameran)

.

Yang ini foto juara ketiga, karya Carolina dari Salatiga.
Judulnya “Apkomindo Fair in B/W”.. Kayaknya diambil dari depan Pizza Hut
(juga out of expo area)

.

.

Mengapa tidak berani?

Memberi nilai tambah pada event pameran dengan dua lomba di atas sebenarnya tidak ada apa-apanya, apalagi dibandingkan dengan event serupa di Yogya misalnya. Meski demikian, acara tersebut paling tidak menjadi langkah kecil mencoba “keluar dari tapal batas”. Harapannya, langkah tersebut bisa dilanjutkan oleh penyelenggara pameran-pameran sesudahnya, karena antusiasme yang cukup tinggi dari masyarakat untuk ikut berlomba. Bisa saja mengundang (lagi) Darwis Triadi(atau yang lain) untuk seminar fotografi, atau bekerjasama dengan Udinus/Unaki mengadakan seminar IT, bisa juga mengajak komunitas loenpia untuk mengadakan lomba blog, atau banyak lagi acara yang sangat dimungkinkan untuk diadakan, dan… tidak harus satu lokasi dengan area pameran. Sayang sekali kalau akhirnya pameran komputer hanya menjadi ajang jualan saja tanpa memberi nilai tambah edukasi bagi masyarakat.

Yang menjadi pembatas seringkali adalah diri kita sendiri.
Mengapa tidak berani mencoba out of the box?

.

.

.
Ikut posting bersama
komunitas loenpia

dalam rangka
Hari Blogger Nasional,
27 Oktober

Listing POSTING BARENG dalam rangka Hari Blogger Nasional

.

.

.


16 Comments

  1. niningss says:

    wah dulu saya ngambil mata kuliah advertising, pas di kuliah pertama si dosen kasih soal ttg 9 titik itu.. dan hanya saya yang bisa nebak… sampek dosen itu ternganga.. karena jawaban dan coretan saya sangat orisinil.. pake bingung dulu segala… sejak itu dosen itu sangat idola sama saya, dan nilai saya pun selalu bagus…

    intinya dalam ber-ide itu tidak ada garis yang membatasi…
    dan memang IQ saya sangat tinggi…
    dosen itu sangat tepat jika mengidolakan saya….

  2. inikian says:

    ning..ning…ckckckkc…malah bingung mo komen apa….saya suka dgn “thing out the box”

  3. Niff says:

    setuju dengan mas dwi pram
    tabrak aja temboknya

  4. […] day 19. Whoa sudah 5 tahun nge-blog 20. Berbuatlah dengan hati 21. Pertanyaan kejam untuk blog 22. Out of the box 23. Sahabat 24. postingannya arrie 25. Mengajar dan belajar Blog 26. Penjara Ala Escoret 27. Blog […]

  5. […] day 19. Whoa sudah 5 tahun nge-blog 20. Berbuatlah dengan hati 21. Pertanyaan kejam untuk blog 22. Out of the box 23. Sahabat 24. Out Of The Box 25. postingannya arrie 26. Mengajar dan belajar Blog 27. Penjara Ala […]

  6. ikankoi says:

    mau mencoba tapi kalo ada hadiahnya *out of the box*

  7. h4rs says:

    hahahahahahah.. wah kalo saya ikutin kuis ituh saya yakin menang wekekekkeke *pernah ngerti soale* 😀

  8. […] day 19. Whoa sudah 5 tahun nge-blog 20. Berbuatlah dengan hati 21. Pertanyaan kejam untuk blog 22. Out of the box 23. Bicara cinta 24. Mengajar dan belajar blog 25. Penjara ala escoret 26. Blog: menjembatani dua […]

  9. auaja says:

    yg 9 titik itu
    pertama kali dikenalin sama guru SD saya kelas 6
    Pak Ratno
    jadi inget beliau….

  10. escoret says:

    owwww…belom pernah kopdar ya mas..????

    atau aku yg ga tahu..???

  11. yudi says:

    Makasih buat teman-teman komunitas loenpia yang sudah berkunjung. Mudah-mudahan saya bisa ikut kopdar suatu ketika.

  12. […] day 19. Whoa sudah 5 tahun nge-blog 20. Berbuatlah dengan hati 21. Pertanyaan kejam untuk blog 22. Out of the box 23. Bicara cinta 24. Mengajar dan belajar blog 25. Penjara ala escoret 26. Blog: menjembatani dua […]

  13. […] Out of the box […]

Leave a comment