Selama musim kemarau belakangan ini, saya mengamati tanaman talas di kebun rumah menguncupkan daunnya. Saya ingat pelajaran biologi waktu SMP-SMA, perilaku talas ini untuk mengurangi penguapan akibat panas terik matahari.
Menarik untuk dipelajari, bahwa semua makhluk hidup memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan lingkungannya, agar tetap eksis dan bertahan hidup. Jati dan randu menggugurkan daunnya selama musim kemarau, bunglon bermimikri mengubah warna tubuh untuk mengelabui pemangsa, beruang tidur panjang (hibernasi) selama musim dingin untuk menghemat energi ketika makanan sulit didapat.
Manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk berpikir, tentu saja paling hebat kemampuannya dalam beradaptasi menyesuaikan diri dengan lingkungan. Ada yang lambat dalam beradaptasi, ada pula yang secara cepat menyesuaikan diri dengan lingkungan baru dimanapun berada.
Juga menarik untuk disimak, bahwa banyak komunitas hobi –sebagai kumpulan manusia– yang dulu sering didengar kiprahnya, belakangan tidak lagi terpantau eksistensinya. Banyak faktor eksternal dan internal yang tentunya berpengaruh. Contoh, komunitas blogger multiply yang terpaksa hilang karena multiply.com menutup pelayanannya (eksternal), Komunitas fotografi Apkomindo yang bubar karena tidak ada anggotanya lagi (internal).
Komunitas blogger Semarang “Loenpia.net” yang hari ini (15/10) berusia 8 tahun termasuk langka, karena dengan semua kelebihan dan kekurangannya masih mampu eksis hingga saat ini.
Saya menganggap eksistensi Loenpia.net ini karena kemampuannya beradaptasi dengan lingkungan. Dia tidak membatasi anggota berdasarkan lokasi/domisili, dia juga secara terbuka menerima anggota komunitas blogger lain untuk bergabung, ada warga kompasiana, blog detik, kaskuser, cahandong, bengawan, angingmamiri, bahkan blogger “mikro” yang lebih banyak update di twitter dan note facebook pun tak masalah. :). ” Tak ada aturan yang ketat” adalah aturannya.
Hal lain yang menurut saya menyebabkan Loenpia.net memiliki kekenyalan untuk beradaptasi, adalah karena pluralitas anggotanya. Jangkauan usianya yang mencakup remaja hingga lansia, tingkat pendidikan dari SMA hingga S3,, juga aneka profesi anggota, yang langsung maupun tak langsung “mendewasakan” perilaku komunitas.
Sebagai anggota tertua (menurut KTP) :), saya berharap dengan sewindu usia Loenpia.net hari ini, komunitas mampu mempertahankan pluralitas dan keluwesan. Pada saat “kemarau” (baca, blogger pada males ngeblog lagi, anggota males kopdar, dll.) mungkin memang perlu menguncupkan kelopak daun dan berkonsolidasi, saat nanti musim penghujan mulai lagi memekarkan diri, agar tetap dapat beradaptasi dan unggul dalam seleksi alamiah.
*Mudah-mudahan musim “kemarau blogger” tak berkepanjangan…
selamat ulang tahun loenpiaaa!
jadi loenpia seperti tanaman talas *gagal paham
suwun pak, mudah2an loenpia masih bisa menjadi keluarga yang langgeng 🙂
Selamat ulang tahun loenpia! 😀
walaupun anggota tertua, tapi semangatnya ngga kalah ama yang muda2 pak 😀
@lowobiru, yang membuat semangat justru karena saya bisa banyak belajar banyak hal dari para kawula muda Loenpia…
umur 8 tahun sepertinya saatnya masuk SD ya?
@novpras, usia 8 tahun rata-rata sudah kelas 2 atau kelas 3 SD. Tapi untuk paguyuban, bisa dianggap relatif dewasa. Semoga membernya juga sudah mendewasa 🙂
[…] Pak DP https://dwipram.wordpress.com/2013/10/15/adaptasi-2/ […]
tulisan ini mengingatkan saya untuk segera beradaptasi dengan ‘kemarau’ yang sedang saya alami pak…
Percaya kalau Latree yang mumpuni akan mampu beradaptasi mengatasi “kemarau”. Chayoo!
Semangaaaattt….
Sewindu Loenpia dan nggak sekadar wacana \\(^u^)//
“ Tak ada aturan yang ketat” adalah aturannya……”
hii2 salah satu alasan yg juga bikin saya betap pak….